STIQSI Pondok Pesantren Al-Ishlah Paciran, Lamongan, menjadi tuan rumah bagi pelaksanaan Diklat Psikologi pada tanggal 8 hingga 9 Februari 2024. Diklat ini diadakan dengan tujuan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang aspek psikologi kepada para pengasuh, pengajar, staf, dan santri pesantren. Narasumber utama pada acara ini adalah Venna Kurniawati, M.Pd, dosen dari Program Studi Pendidikan Pengajar Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Sekolah Tinggi Agama Islam YPBWI Surabaya.
Diklat Psikologi ini dirancang untuk memberikan wawasan dan keterampilan yang berguna dalam menghadapi berbagai tantangan kesehatan mental yang dihadapi oleh santri dalam kehidupan sehari-hari di pesantren. Materi diklat mencakup berbagai topik penting seperti manajemen stres, pengembangan kepribadian, komunikasi efektif, kesehatan mental, motivasi, dan problem solving.
Venna Kurniawati, M.Pd, dalam materinya, menyatakan, “Diklat ini merupakan kesempatan yang baik bagi para pengasuh pesantren dan santri untuk memperdalam pemahaman tentang aspek psikologis dalam pendidikan pesantren. Kami berharap melalui diklat ini, peserta dapat mengembangkan keterampilan dalam mengelola emosi dan tantangan psikologis dengan lebih baik.”
Metode penyampaian materi dalam diklat ini bervariasi, mulai dari ceramah, diskusi kelompok, studi kasus, permainan peran, hingga presentasi interaktif. Hal ini bertujuan untuk memberikan pengalaman pembelajaran yang interaktif dan menarik bagi peserta. Peserta diklat ini meliputi santri dari berbagai tingkat pendidikan di pesantren, mulai dari semester 2 hingga yang sudah lulus atau wisuda. Selain itu, para pengasuh, pengajar, dan staf pesantren yang ingin mendapatkan pemahaman lebih dalam tentang aspek psikologis dari pendidikan di pesantren juga turut ambil bagian dalam acara ini.
Rofik, salah seorang peserta diklat, mengungkapkan, “Diklat ini memberikan wawasan yang sangat berharga bagi kami sebagai pengasuh pesantren. Kami berharap dapat mengaplikasikan pengetahuan yang kami peroleh dalam mendampingi santri secara lebih baik di masa depan.”
Diharapkan bahwa pelaksanaan Diklat Psikologi ini akan memberikan kontribusi positif dalam memperkuat kesehatan mental santri, meningkatkan pemahaman pengasuh tentang diri sendiri, serta mengembangkan keterampilan dalam berinteraksi dengan orang lain di lingkungan pesantren.(N.I.)