Dosen Prodi PIAUD Berikan Pendampingan Bahasa Inggris untuk Anak Jalanan

Salah satu dosen Prodi Pendidikan Anak Usia Dini (PIAUD) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) yang bernama Intan Maulida QA, M.Pd, telah meluncurkan sebuah inisiatif luar biasa dengan memberikan pendampingan pembelajaran Bahasa Inggris kepada anak jalanan dan anak terlantar di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kampung Anak Negeri, Dinas Sosial Surabaya.

Kegiatan pendampingan belajar yang dilakukan oleh Intan ini merupakan wujud nyata kepedulian dan kontribusi dari kalangan akademisi dalam memberikan peluang pendidikan kepada anak-anak yang kurang beruntung. Dalam proyek yang menggembirakan ini, ia tidak hanya menjalankan pendampingan di dalam ruang kelas, tetapi juga mengintegrasikan pendekatan pembelajaran contextual learning yang lebih berorientasi pada pengalaman praktis.

Pendekatan contextual learning adalah suatu metode pembelajaran yang mengaitkan materi pembelajaran dengan situasi nyata yang dihadapi oleh peserta didik. Dalam konteks ini, Intan menggunakan situasi kehidupan sehari-hari anak jalanan dan anak terlantar sebagai sumber pembelajaran untuk Bahasa Inggris. Ia mengajarkan kosa kata dan kalimat-kalimat sederhana sehari-hari yang relevan dengan kehidupan mereka, seperti mengenali nama benda-benda di sekitar mereka, memahami petunjuk sederhana, dan berkomunikasi dengan baik dalam berbagai situasi.

Selama kegiatan pendampingan belajar di UPTD Kampung Anak Negeri, Intan juga memberikan perhatian khusus pada pembentukan keterampilan komunikasi, pemahaman budaya, dan pengembangan karakter anak-anak. Pendekatan ini bertujuan untuk tidak hanya meningkatkan kemampuan bahasa mereka, tetapi juga membantu anak-anak tersebut merasa lebih percaya diri dan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

Menanggapi inisiatif ini, Intan A menjelaskan, “Saya percaya bahwa pendidikan adalah hak dasar setiap anak, tanpa terkecuali. Saya berkomitmen untuk memberikan kontribusi positif dalam memberikan pendidikan kepada anak-anak yang mungkin terpinggirkan. Dengan pendekatan contextual learning, saya berharap mereka dapat merasa lebih dekat dengan Bahasa Inggris dan lebih percaya diri dalam menghadapi berbagai situasi di kehidupan mereka.”

 

Pihak UPTD Kampung Anak Negeri dan Dinas Sosial Surabaya sangat mengapresiasi upaya yang telah dilakukan oleh Intan. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi upaya-upaya serupa yang melibatkan masyarakat akademik dan berbagai kalangan dalam meningkatkan akses pendidikan bagi anak-anak yang kurang beruntung. Dengan adanya upaya seperti ini, semakin banyak anak-anak jalanan dan anak terlantar yang dapat merasakan manfaat pendidikan dan kesempatan untuk membangun masa depan yang lebih cerah.